Selalu ada cerita menarik bila warga asing berhasil mempersunting gadis pribumi. Kali ini seorang bule Belanda menikahi keponakan Sultan Kacirebonan, Raden Ajeng Reza Susana Wegi (29). Akad nikah dilangsungkan sederhana, Senin (19/10), dan resepsi direncanakan Mei 2010.

PENGAMAT kebudayaan dari Keraton Kacirebonan, Ahmad merasa menyesal tak sempat mengontak media massa saat akad nikah digelar pekan lalu. Beberapa hari setelahnya, baru ia menghubungi Radar Cirebon tentang momen bahagia itu. Di teras depan Keraton Kacirebonan, Minggu (25/10), Sultan Kacirebonan Abdul Gani Natadiningrat SE dengan antusias menerangkan cerita pernikahan tersebut.
Sultan menyebutkan, pernikahan dengan warga asing adalah kali pertama dijalani seorang anggota keluarga besar Keraton Kacirebonan. Raden Ajeng Reza Susana Wegi adalah putri kakak sulung sultan, Ratu Raja Putri Nur Huyedat Yeni. Sementara sang bule adalah peneliti sejarah kebudayaan keraton di nusantara, Antonius Adrianus Lutter.

Sultan menjelaskan, sebelum menikahi keponakannya, terlebih dulu Antonius menyatakan masuk Islam atau menjadi mualaf. Dan, setelah resmi menikah maka gelar raden pun tersemat padanya. Antonius merupakan lelaki kelahiran Utrecht, 27 Maret 1964, dan bertempat tinggal di Volkerakstaat 68 2595 VG’s Gravenhage Netherland.
“Antonius kali pertama datang ke Keraton Kacirebon pada 2007 dengan tujuan penelitian. Antonius menjelaskan pada saya bila di museum Leiden, Belanda, banyak benda budaya bersejarah asal keraton-keraton di Indonesia. Karena itu untuk memastikan penelitiannya lebih jauh, ia datang langsung ke Cirebon sebagai salahsatu daerah yang mempunyai sejarah keraton,” tuturnya.
Raden Ajeng Reza Susana Wegi, atau yang biasa disapa Susana mengungkapkan, kali pertama berjumpa dengan Antonius pada awal kunjungannya ke Keraton Kacirebonan. Saat itu ia merasa ada getaran cinta saat bertemu pandang dengan Antonius. Dan, gayung pun rupanya bersambut. Namun, karena mesti melanjutkan tugas sebagai peneliti, selepas kedatangan di 2007 itu Antonius melanjutkan ekspedisi ke beberapa negara lain.
Walau hubungan mereka lintas benua dan dipisahkan ribuan mil lautan luas, Susana membeberkan intensitas komunikasi disiasati dengan memanfaatkan jaringan SMS dan email. “Karena jauh-jauhan, lepas rindunya ya dengan SMS dan email saja. Habis mau ketemuan gimana,” ujarnya sambil tersenyum.
Karena mungkin sudah jodoh, lanjut Susana, pada Oktober 2009 Antonius kembali mengunjungi Indonesia untuk meneruskan penelitian. Kesempatan itu tak disia-siakan Antonius untuk menemui sang pujaan hati yang dua tahun tak bertemu. “Saat ketemu lagi, kami langsung sepakati untuk menikah. Alhamdulillah, Antonius mau masuk Islam sebagai ketentuan syarat dari keluarga besar saya,” katanya sumringah.
Pernikahan pun digelar pada Senin, 19 Oktober 2009. Susana menyebutkan, itu hanya akad nikah sederhana, sementara resepsi akan diadakan pada Mei 2010. Mengapa tak langsung menggelar resepsi? Perempuan bertubuh langsing itu mengaku sesuai dengan keinginan sang suami.
Saat ini Susana ditinggal Antonius yang kembali ke Belanda. Susana mengungkapkan hal itu karena suaminya banyak tugas yang mesti diselesaikan sebagai seorang peneliti sekaligus konsultan. Ia sendiri tak bisa langsung ikut menemani, karena mesti mempersiapkan paspor dan dokumen-dokumen kewarganegaraan, sebelum bisa diboyong tinggal di negeri Kincir Angin.
“Sebab itu Antonius menginginkan resepsi diadakan terpisah pada bulan Mei, dan selanjutnya kami akan pamit ke Belanda untuk tinggal bersama,” tuturnya.
Sultan Kacirebonan Abdul Gani Natadiningrat mengaku bahagia keponakannya bisa dinikahi peneliti sejarah asal Belanda. Lebih jauh ia berharap banyak saudara dan rekan-rekan Antonius yang akan mengunjungi keraton Kacirebonan sebagai salahsatu khasanah warisan keraton dunia.
“Ini awal yang baik sebagai promosi Keraton Kacirebonan di mata masyarakat Belanda. Kenalan Antonius kan pasti banyak, tentu referensi Keraton Kacirebonan akan dijelaskan olehnya untuk dikunjungi. Dan tentu, kunjungan wisatawan asing akan memompa denyut pariwisata keraton di Kota Cirebon,” tandasnya. (M RONA ANGGIE, Radar Cirebon)

Category : | Read More...... edit post

KBIH Al Washliyah Undang Arifin Ilham

Diposting oleh M. Aminudin On 04.16 0 komentar

ANJATAN – Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Al Washliyah Kabupaten Indramayu Koordinator Kecamatan Anjatan, akan menggelar walimatussafar bersama calon jamaah haji (calhaj), Kamis (5/11) mendatang.
Dalam kegiatan yang diisi tausiyah, dzikir akbar dan doa bersama bertempat di Masjid Besar (Mabes) Anjatan tersebut, panitia berencana mendatangkan Ustad Muhammad Arifin Ilham. “Insya Allah, Ustadz Arifin Ilham akan hadir,” ujar Ketua Panitia H Sofwan Hidayat, didampingi Sekretaris Moh Ikhsan Noor, Senin (26/10) di sekretariatnya.

Kedatangan Arifin Ilham merupakan kali kedua di Anjatan atau kali ketiga di Kabupaten Indramayu. Sebelumnya, pengasuh Majelis Az Zikra Depok tersebut, datang ke Anjatan saat acara dzikir akbar peresmian Mabes Baiturrohman pada pekan kedua November 2008 lalu.
Sofwan Hidayat menjelaskan, walimatussafar adalah sebuah tradisi yang dilakukan oleh para calhaj yang akan berangkat ke tanah suci Makkatul Mukarromah. Yakni menyelenggarakan selamatan sebagai ajang silaturahmi untuk memohon maaf, sekaligus meminta doa restu agar pelaksanaan ibadah hajinya mendapat ridho Allah SWT.
“Biasanya walimatussafar dilaksanakan oleh masing-masing calhaj. Musim haji tahun ini, KBIH Al Washliyah menyelengarakannya secara bersama-sama agar lebih efisien dalam penggunaan dana, waktu, tenaga, pikiran dan mengoptimalkan tujuan-tujuan beribadah,” terangnya.
Selain menghadirkan Arifin Ilham, pihaknya juga mengundang Bupati Indramayu H Irianto MS Syafiuddin (Yance) beserta unsur muspida, kepala Depag, kepala OPD dan pimpinan KBIH Al Washliyah Indramayu. Acara tersebut, juga bakal diikuti ribuan umat Islam dari berbagai wilayah. (kho)

Salam Kami

Diposting oleh M. Aminudin On 18.07 0 komentar

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Selamat datang di situs KUA Kecamatan Arahan.
Sebagai jari-jari manis dan ujung tombak Departemen Agama di tingkat kecamatan, Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Arahan berusaha memberikan pelayanan, bimbingan dan perlindungan terhadap kehidupan masyarakat dalam beragama, terutama bagi kaum muslimin di wilayah kerjanya, Tak pelak lagi, dalam kapasitas strukturalnya, keberadaan KUA Arahan memiliki peran dan fungsi yang cukup urgen dan sangat strategis.

Di sisi lain, secara sosio-kultural dan sosio-religius, keberadaan KUA Arahan merupakan representasi masyarakat dalam membangun dan menciptakan tatanan kehidupan yang dilandasi semangat moral, spiritual dan akhlakul karimah dalam keberlangsungan interaksi sosial di tengah masyarakat. Tentu saja, tugas dan peran KUA semacam ini merupakan tugas yang berat karena ia merupakan amanat moral dan sosial. Meski demikian, dengan segala keterbatasan dan plus minusnya, KUA Arahan terus berupaya melakukan pembenahan internal dalam menutupi semua kekurangan, dan mengejar ketertinggalan dalam rangka memaksimalkan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab yang diembankan KUA dalam menghadapi dinamika masyarakat yang terus mengglobal.

Situs yang sedang anda saksikan saat ini diharapkan dapat menjadi pedoman gambaran tentang KUA Arahan dan kiprahnya dalam membangun umat sekaligus media untuk mengoptimalkan pelayanan kepada masyarakat menuju pelayanan prima yang diidam-idamkan sebuah lembaga pemerintahan.

Semoga situs ini bermanfaat bagi anda dan jika anda belum menemukan informasi yang anda butuhkan, anda dapat menghubungi kami melalui e-mail kuaarahan@yahoo.co.id. Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.





Category : | Read More...... edit post

Followers